Setiap saat dan di manapun anda berada. Jangan lupa untuk selalu mengunjugi blog ini untuk mendapatkan informasi menarik dan misteri seru yang lainnya juga !! Selamat membaca....
Jika terdengar suara lonceng Soli Deo Gloria berati akan ada orang yg akan mati di hari itu juga.
Soli Deo Gloria, demikian nama lonceng itu. Lonceng
besar yg menggantung di atap menara stadhuis (balai kota) Batavia di
sekitar abad 18 itu terkesan begitu mengerikan. Pasalnya setiap kali
lonceng ini berbunyi, itu pertanda ada tawanan, yg dinilai jahat oleh
Pemerintah Belanda kala itu, yg akan menemui ajal dihukum gantung.
Bagian menara memang tidak dibuka untuk umum karena kondisi atap gedung
dan menara tak lagi memungkinkan dilewati banyak orang. Ruangan di
menara di mana lonceng berada juga sempit. Untuk sampai di atas menara,
orang harus melewati dua tangga yg curam.
Sampai di atas menara, akan menemukan sebuah alat penggerak kuno yg
sudah lama tak terpakai. Pada alat itu menggantung semacam bandul.
Lonceng yg terbilang kecil menempel di bagian atas. Di dekat lonceng
ini ada besi yg dikaitkan dengan engkol. Jika engkol ditarik kemudian
dilepas, maka besi tadi akan memukul lonceng. Bunyinya tak sebanding
dengan cerita-cerita masa lalu, di mana saat “Lonceng Kematian” ini berdentang, pertanda rakyat akan menyaksikan malaikat pencabut nyawa menggantung pesakitan.
Lonceng ini akan dibunyikan untuk memanggil semua warga di dalam maupun
di luar tembok Batavia untuk menyaksikan hukuman gantung.
Lonceng yang bertuliskan Soli Deo Gloria dari abad 18 itu terbuat dari
besi dengan bentuk kokoh. Lonceng buatan tahun 1742 itu rasanya sudah
tak jelas keberadaannya. Di masa Gubernur DKI Ali Sadikin, 1973, gedung
bekas balai kota ini mengalami pemugaran besar-besaran.Sayangnya, tak
ada data yg menyebutkan bagian mana saja yg sudah dipugar dan
diganti dengan material baru.
Menurut arkeolog yg juga Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kota Tua
Candrian Attahiyyat, kemungkinan besar lonceng pun ikut diganti.
“Lonceng yang sekarang kan kecil. Kemungkinan sudah mengalami perubahan
sejak sebelum 1973, tapi bisa juga pada saat pemugaran besar tahun
1973,” ujarnya.
Dalam buku “Dari Stadhuis ke Museum” , Hans
Bonke dan Anne Handojo menyebutkan, tanggal 25 Januari 1707, Petronella
Wilhelmina, putri Gubernur Jenderal Joan van Hoorn (1704-1709)
meletakkan batu pertama. Menara kecil dipasang di atas atap dan lonceng
dipasang kembali di sisi bordes.
Dalam catatan lain, lonceng dibikin tahun 1742, itu artinya selama abad
18 saja sudah terjadi perubahan. Bisa jadi lonceng kematian dibikin
setelah terjadi pembantaian orang China pada 1740. Eksekusi terakhir
yg mengikutsertakan lonceng kematian terjadi pada 1896. Tjoen Boen
Tjeng dihukum gantung karena terlibat dalam penjarahan.
Buku ini juga mencatat, setelah tahun 1870 para juru foto dari Woodbury
& Page yg membuat foto-foto pertama di Batavia menunjukkan bahwa
bagian depan stadhuis sudah banyak berubah dalam 20 tahun
terakhir.Sayang perubahan yg terjadi di sepanjang abad 18, 19, hingga
20 tak banyak tercatat secara detil.
Anytime, Anywhere !! Selalu kunjungi blog ini terus ya.... Terima kasih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar