Anytime, Anywhere !! Selalu kunjungi www.misteri1000.blogspot.com ya !!
Akibat Alergi Dengan Sperma, Pasangan Ini Tidak Bisa Bercinta
Setiap saat dan di manapun anda berada. Jangan lupa untuk selalu mengunjugi blog ini untuk mendapatkan informasi menarik dan misteri seru yang lainnya juga !! Selamat membaca....
Apa boleh dikata, pasangan suami-isteri dari North Carolina, Amerika, yg baru saja menikah ini harus menghadapi kenyataan pahit bahwa mereka tidak memiliki kesempatan untuk bercinta sama sekali. Hal ini disebabkan oleh sang istri yg menderita penyakit langka yg membuatnya alergi terhadap sperma suaminya sendiri.Sindrom aneh yg disebut hipersensitivitas plasma seminal ini membuat Clara (nama samaran), 35, mengalami reaksi alergi terhadap protein dalam air mani suaminya, Jeff. Bahkan, menggunakan kondom sekalipun tidak akan membantu pengantin baru tersebut untuk menghilangkan reaksi alergi itu."Saya mengalami reaksi aneh," kata Clara kepada ABC, yg untuk alasan privasi tidak ingin menggunakan nama sebenarnya, "Saya merasakan sensasi terbakar, pembengkakan dan kemerahan, yg sangat tidak biasa pada daerah kewanitaan. Awalnya, saya pikir saya telah tertular PMS."Setelah melakukan beberapa kunjungan ke dokter kandungan dan riset online, pasangan tersebut akhirnya mendapat beberapa jawaban tentang kondisi aneh yg dialami oleh Clara. Tetapi sayangnya, jawaban itu mungkin akan mengancam kehidupan seks mereka karena pasangan tersebut tidak memiliki pilihan lain, selain menghindari seks."Kondisi ini telah mengurangi libido kami secara drastis. Kami bahkan tidak melakukan hubungan seks sama sekali selama 10 bulan terakhir. Tingkat keintiman menurun secara dramatis. Kami bahkan mungkin tidak terlihat seperti pasangan yg baru menikah, tetapi lebih seperti teman sekamar," kata Jeff. Wanita di Amerika Serikat menderita hipersensitif plasma seminal, yang tidak mempengaruhi kesuburan, menurut Dr Jonathan Bernstein, seorang profesor di University of Cincinnati, yg mengkhususkan diri dalam bidang alergi dan imunologi.Namun, Dr Andrew Goldstein, direktur Pusat Gangguan Vulvovaginal di Washington dan New York, mengatakan bahwa kondisi tersebut sangat jarang terjadi. Ia bahkan hanya menangani sekitar selusinan kasus dalam sepuluh tahun terakhir.
Anytime, Anywhere !! Selalu kunjungi blog ini terus ya.... Terima kasih....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar