Setiap saat dan di manapun anda berada. Jangan lupa untuk selalu mengunjugi blog ini untuk mendapatkan informasi menarik dan misteri seru yang lainnya juga !! Selamat membaca....
Sejak ilmuwan Isaac Newton memperkenalkan teori kelembaman nisbinya, orang semakin menyadari pentingnya gaya tarik atau gravitasi. Namun sampai sekarang belum ada ilmuwan yg mengetahui proses terbentuknya gravitasi. Fenomena alam tsb, selama ini selalu diimbuhkan secara manual dalam perhitungan matematika oleh para ahli ilmu pengetahuan. Padahal seharusnya gaya gravitasi merupakan faktor matematika yg muncul dengan sendirinya. Memang terdengar absurd, kita sudah berabad-abad membicarakan gaya gravitasi, sambil tidak pernah mengetahui bagaimana proses kemunculannya.
Para ahli matematika, fisika dan astrofisika memang menyadari keterbatasan mereka untuk menerangkan fenomena alam semesta. Teori relativitas Einstein atau mekanika quantum, dua puncak tertinggi ilmu fisika dan astrofisika teoritis juga belum mampu menerangkan fenomena gravitasi tsb. Memang untuk menerangkan rumus model alam semesta diperlukan penelitian terus menerus yang tidak mudah. Selain berkaitan dengan rumus matematika tinggi, juga menyangkut sejumlah materi yang baru ada dalam teori.
Untuk mencoba menerangkan munculnya gaya gravitasi, para ahli ilmu pengetahuan mengembangkan teori string dan teori simetri-super. Dua teori baru itu amat rumit dan sulit difahami. Sebagai gambaran, untuk menerangkan fenomena alam dengan terori mekanika quantum saja, dibutuhkan perhitungan matematika amat rumit. Selama ini dalam ilmu fisika konvensional, termasuk di dalamnya mekanika quantum, kita hanya mengenal 4 dimensi di alam semesta, yakni tiga dimensi ruang dan waktu. Sementara dalam teori string atau teori simetri-super, para ahli menyebutkan adanya enam sampai tujuh dimensi tambahan. Kedengarannya sangat abstrak, karena kita menghitung sesuatu besaran matematika atau fisika dalam 10 atau 11 dimensi.
Selain itu parameter atau unsur yg terlibat dalam rumus matematikanya masih sulit ditemukan di alam. Dasar dari semua perhitungannya adalah penelitian fisika partikel, untuk menerangkan adanya materi yang tidak nampak di alam semesta. Sejauh ini sudah diketahui bahwa inti atom terdiri atas tiga keluarga materi yang ukurannya lebih kecil dari atom. Setiap inti atom mengandung dua Lepton. Sebuah elektron baik berupa Myon atau Tauon, sebuah Neutrino dan pasangan Quark. Dari sana terbentuk Proton atau Neutron di dalam inti atom. Gaya antara materi partikel, menghasilan model gaya tarik menarik antara dua partikel.
Selain itu para ahli matematika selalu menghadapi situasi paradox, jika memasukan besaran gravitasi pada rumus alam semesta berdasarkan teori relativitas umum Einstein. Dalam cakupan partikel elementer, setiap usaha memasukan faktor gravitasi ke dalam mekanika quantum, selalu berhenti pada perhitungan gaya tarik menarik yang seolah tidak terbatas besarnya diantara partikel. Itulah sebabnya para ahli menaruh harapan besar pada teori string, yg dibuat akhir tahun 60-an untuk menggambarkan gaya di dalam inti atom.
Pada dasarnya teori itu mengibaratkan partikel elementer diibaratkan titik-titik penyusun materi. Sebagai pengikat antar ruangnya ada semacam tali amat tipis yang menghubungkan partikel-partikel elementer tsb. Itulah yang disebut String. Ukuran string berdasarkan teori adalah 10 pangkat minus 23 sentimeter, atau sekitar seperseratus milyar kali lebih kecil dari sebuah Proton.
String
ini kita bayangkan seperti senar gitar, yang bergetar pada frekuensi
tertentu. Setiap getaran senar melambangkan nada tertentu, apakah itu
berhubungan dengan elektron, quarks, neutrino atau juga partikel gaya
seperti photon dan gluon. Yang menarik perhatian para ahli adalah
kenyataan bahwa teori string itu secara langsung menggambarkan
sifat-sifat gravitasi. Pakar fisika Sunil Mukhi dari Institut Tata untuk
penelitian dasar di Bombay, India mengatakan, teori String menunjukan
dengan tepat jenis partikel yang terlibat serta gaya tarik menarik
diantara partikel itu.
Dalam
beberapa tahun terakhir ini, para ahli fisika secara bertahap terus
mengembangkan teori String. Semakin lama persamaan dan rumus-rumus
matematika serta fisika yang digunakannya menjadi semakin sulit. Teori
String diharapkan menjadi ibu dari seluruh teori menyangkut alam
semesta. Bahkan keberadaan 11 dimensi di alam semesta juga hendak
diterangkan dengan teori tsb. Kesulitannya, seperti diungkapkan
Prof.Hermann Nicolai, direktur institut Max Planck untuk fisika
gravitasi di Potsdam, Jerman, adalah merumuskan dengan tepat ibu dari
segala teori itu.
Untuk
dapat mengembangkan teori String yang amat rumit, diperlukan asumsi
lain menyangkut adanya simetri super di alam semesta. Jadi untuk
menerangkan terbentuknya gaya gravitasi, juga dibutuhkan pengandaian
adanya pasangan unsur yang merupakan bayangan cermin dari unsur-unsur
yang sudah diketahui. Misalnya saja untuk elektron harus ada materi
bayangan cerminnya yang disebut selektron, untuk myon harus ada smyon,
untuk quark harus ada squark dan untuk photon harus ada photino. Alam
semesta memang masih penuh misteri, bahkan untuk menerangkan fenomena
yang sepertinya sederhana, diperlukan penelitian bertahun-tahun dan
pengembangan teori yang rumit.
Anytime, Anywhere !! Selalu kunjungi blog ini terus ya.... Terima kasih....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar